Jumat, 26 Maret 2010

KEGAWATDARURATAN

KEGAWATDARURATAN

komplikasi kehamilan,

ditandai kejang tonik-clonic, dikembangkan pre-eklampsia; jarang eklampsia terjadi tanpa gejala preeclamptic sebelumnya. Hipertensi gangguan kehamilan dan toksemia kehamilan adalah istilah-istilah yang digunakan untuk mencakup kedua pre-eklampsia dan eklampsia.

Kejang-kejang dan koma yang terjadi selama kehamilan tetapi karena sudah ada sebelumnya atau gangguan otak organik tidak eklampsia.

jenis "hipertensi kehamilan".

Faktor risiko

wanita dengan penyakit vaskular yang sudah ada sebelumnya (hipertensi, diabetes, dan nefropati) atau penyakit thrombophilic seperti sindrom antifosfolipid berada pada risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan pre-eklampsia dan eklampsia.

Kondisi dengan plasenta yang besar (beberapa kehamilan, hydatiform mol) juga faktor predisposisi untuk toksemia.
peningkatan risiko pre-eklampsia
kehamilan pertama.
ibu atau saudara perempuan telah pre-eklampsia atau eklampsia selama kehamilan.
membawa lebih dari satu bayi.
remaja.
lebih dari 40 tahun.
tekanan darah tinggi, penyakit ginjal atau diabetes.
perokok.
gemuk.
gizi.
Penyebab Eklampsia
Eklampsia sebagai komplikasi yang disebabkan oleh kondisi lain
Eklampsia sebagai gejala
Scr pasti blm diket
Tanda dan gejala
Gejala awal:
Lihat gejala preeklamsia - tahap awal disebut preeklamsia
Tekanan darah tinggi
Headaches
Edema
Pergelangan kaki bengkak
Berat badan
Proteinuria
Kejang
Kuning
Reduced urine
Tanda dan gejala
hipertensi yang diinduksi kehamilan dan proteinuria sblm eklampsia, yang eclamptic.
Lain tanda-tanda serebral sblm: mual, muntah, sakit kepala, dan kebutaan kortikal.
Mgkn sakit perut, gagal hati, tanda-tanda dari sindrom HELLP, paru-paru edema, dan oliguria.
mungkin kelambatan pertumbuhan intrauterine, dan dengan perubahan-perubahan selama toxemic mungkin menderita eklampsia janin yang tertekan. Perdarahan plasenta dan plasenta abruption dapat terjadi.


Rapid weight gain
Pembengkakan lengan atau wajah
Headache
Perubahan dalam penglihatan (penglihatan kabur, melihat ganda, melihat titik-titik cahaya)
Pusing (pusing), pingsan (Pingsan)
Dering di telinga
Sakit perut
Penurunan produksi urin
Darah dalam muntah atau air seni
Kebingungan

Perawatan
Istirahat
Pemantauan janin
Darurat penganut raja pengiriman - dalam kasus yang berat
Hospitalization
ICU

untuk mencegah kejang-kejang, mengontrol tekanan darah tinggi dan memberikan janin
Pencegahan kejang

menggunakan magnesium sulfat (4-6 g dosis muatan dalam 100 ml cairan iv diberikan selama 15-20 menit, kemudian 2g per jam sebagai infus kontinu)
Antihipertensi manajemen
tahap dalam kehamilan mungkin hydralazine (5-10 mg IV setiap 15-20 menit smp ada respon)
atau labetalol (20 mg iv bolus 40 mg dalam 10 menit; yang 80 mg setiap 10 sampai dengan maksimum dari 220 mg)
Pengiriman
operasi caesar

Pengiriman adalah pengobatan pilihan bagi wanita dengan preeklamsia yang berat antara 32-34 minggu hamil.
Invasif hemodinamik monitoring
pasien dengan penyakit jantung, penyakit ginjal, edema hypertensionpulmonary tahan api, dan oliguria.
Pencegahan

mengurangi risiko eklampsia.
penggunaan magnesium sulfat mencegah kejang
Vit C, E PE
10% dari wanita hamil dengan preeklamsia atau eklampsia
H - hemolisis
EL - peningkatan enzim hati
LP - platelet rendah
Read More...KEGAWATDARURATAN

CERVICITIS

DEFINISI
Suatu inflamasi pada cervix, biasanya disebabkan oleh infeksi
ETIOLOGI
Ada benda asing : alkon, cervical cap, diaphragm, kondisi alergi alkon spermicides/kondom
Fak.risk usia kawin dini, perilaku sex, sering ganti partner, riw.STD
Gonorrhe, clamydia, tricomonas
Gejala & Tanda
Cairan vagina abnormal:
- lama/menetap
- bau
- warna abu-abu, putih atau kuning
Perdarahan vagina abnormal
Nyeri saat berhubungan
Nyeri vagina
Prognosis
Cervicitis Kronik mgkn berkembang terus menetap berbulan-bertahun  penyebab dyspareunia.
Diagnosis & Tes
Kemerahan pd cervix atau adanya cairan cervix
Tes Gonorrhe, clamydia mungkin (+)
Inspeksi cairan ada candidiasis, tricomonas
atau bacterial vaginosis
Pap smear : ada inflamasi / infeksi

Therapi
Medikasi ( AB atau anti jamur0 oral / per vagina (cream/lotion)
Terapi hormonal (♀ postmenopouse)
Terapi lain: Crysurgery, electrocauterization & laser, jika tdk berhasil invasive
Read More...CERVICITIS

Jumat, 19 Maret 2010

LIPIDA


•(makromolekul) LIPIDA/LEMAK

1.Definisi : Zat yang larut dalam pelarut organik ( kloroform, benzena, dls.) dan sukar atau tidak dapat larut dalam air.

2.Rangkaian daripada hidrokarbon

3.Fungsi sebagai komponen struktural membran sel dan sebagai sumber energi.

Macam macam LEMAK yang terdapat dalam tubuh :

1.Asam Lemak

2.Triasilgliserol ( TAG )/Trigliserida

3.Glisero/ Fosfolipid

4.Kolesterol

5.Sfingolipid.

ASAM LEMAK

Adalah Asam Karboksilat dengan rantai Hidrokarbon yang

panjang sebagai rantai samping.

Untitled

Catatan : Dalam tubuh, jumlah atom C

Antara 14 – 20, dan genap.

•Ada 2 macam Asam Lemak

1.Asam Lemak Jenuh (tidak memiliki ikatan rangkap)

2.Asam Lemak Tidak Jenuh (memiliki ikatan rangkap)

Misal :Asam Palmitoleat, Asam Oleat, Asam Linolenat, Asam Arakhidonat.

Untitled1

•Beberapa catatan penting mengenai Lemak

1.Sumber energi

2.Penting untuk proses absorpsi vitamin-vitamin yang larut dalam lemak

3.Mengkonsumsi lemak sangat penting agar tubuh mendapat asam lemak ESENSIAL.

•ASAM LEMAK ESENSIAL

1.Adalah asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada w-6 (misal : Asam Linoleat, Asam Arakhidonat) dan ikatan rangkap pada w-3 (misal : Asam Linolenat)

2.Ikatan rangkap pada w-6 dan pada w-3 ini tidak dapat disintesis dalam tubuh manusia.

•TAG/ TRIGLISERIDA

1.Lipid yang terbanyak dalam tubuh

2.Bukan komponen utama membran biologis

3.Sumber energi

4.Disintesis dan disimpan dalam adiposit.

Untitled2

Untitled4

•GLISEROFOSFOLIPID

1.Komponen utama membran biologis

2.Misal : Fosfatidil Kolin, Fosfatidil Etanolamin, Asam Fosfatidat, Fosfatidil Gliserol.

SFINGOLIPID

1.Komponen membran biologis.

2.Misal : Spingomielin,Serebrosida,Gangliosida.

KOLESTEROL

1.Komponen membran biologis.

2.Suatu steroid

3.Pra-zat untuk asam empedu dan hormon-hormon steroid.

Read More...LIPIDA

Rabu, 17 Maret 2010

CARA KERJA TINDAKAN MEMBERESKAN TEMPAT TIDUR PASIEN

CARA KERJA TINDAKAN MEMBERESKAN TEMPAT TIDUR PASIEN

  1. Menyiapkan tempat tidur tanpa pasien
  2. Cuci tangan
  3. Letakkan seprei dengan lipatan memanjang dengan garis tengahnya untuk menentukan tengah-tengah tempat tidur
  4. Masukkan seprei bagian kepala ke bawah kasur kira-kira 30 cm.
  5. Masukkan seprei bagian kaki ± 25 cm, lalu kita membuat sudut dari kepala, terus ke bagian kaki.
  6. Masukkan sisi-sisi dari seprei ke bawah kasur

Letakkan perlak melintang ± 50 cm dari garis kasur bagian kepala, lalu dimasukkan ke bawah kasur bersama-sama.

  1. Letakkan selimut ± 15 cm dari garis kasur bagian kepala, masukkan selimut bagian kaki ke bawah kasur bersama-sama.
  2. Sarung bantal dipasang, bantal diletakkan dengan bagian yang tertutup kejurusan pintu.
  3. Bereskan alat-alat lalu cuci tangan
  4. 1. Melipat Sisi dengan Cara “mitred corners”

Selipkan seprei di bagian bawah tempat tidur dan biarkan bagian sisi lepas. Angkat sisi seprei, sekitar 45 cm (18 inchi) dari sudut ranjang. Selipkan bagian top sheet yang tergantung lepas dekat sudut tempat tidur. Sisi seprei lipat ke bawah tempat tidur

  1. 2. Melipat Seprei atau Selimut di Tempat Tidur

Setelah seprei atau selimut dipasang di atas tempat tidurangkat dulu bagian tengah bawah sekitar 30 cm (12 inchi) ke atas sebelum anda selipkan ke bawah kasur. Kemudian lipat ke satu sisi sedemikian rupa sehingga merupakan ploi bara selipkan seprei atau selimut tersebut ke bawah kasur

Mengganti Sarung Bantal

Masukkan tangan ke dalam sarung bantal, pegang sudut-sudut terjauh bantal tersebut lalu lipatkan posisinya di dalam sarung bantal. Secara bertahap masukkan bantal ke dalam sarungnya.

Membereskan tempat tidur yang ditempati pasien

à Oleh satu perawat

  1. Tempatkan kursi memunggungi sisi bawah tempat tidur.
  2. Lepaskan alas pada satu sisi tempat tidur, baru pada sisi yang lain.
  3. Angkat semua bantal kecuali satu.
  4. Lepaskan sarung bantal, letakkan bantal di kursi.

Mengganti alas tempat tidur (seprei)

  1. Rapikan penutup kasur.
  2. Letakkan seprei bersihseparuh tergulung memanjang menyebelah gulungan seprei kotor. Selipkan separuh seprei dan atur sudutnya dengan cara “mitre”.
  3. Kalau menggunakan alas plastik gulung di setengah bagian tempat tidur lalu selipkan. Jika menggunakan alas khsus yang prelu diganti, tempatkan dahulu yang bersih setengah tergulung memanjang di samping yang kotor dan selipkan separuh sisanya. Kalau alas khusus ini bersih, tarik dan selipkan.
  4. Palingkan pasien sehingga berbaring pada punggung, melewati kain yang tergulung terus ke sisi yang lain.tarik bantal perlahan ke sisi anda dan jaga agar kepala pasien tetap di atas bantal.
  5. Pergilah ke sisi lain tempat tidur, tarik dan angkat alas yang kotor, luruskan penutup kasur. Kalau alas masih bersih dan tidak perlu diganti maka luruskan. “mitre” sudut-sudutnya dan selipkan di bawah kasur. Tarik masuk alas khusus dan lapis plastiknya lalu selipkan.

10. Kalau anda mengganti seprei, gulung seprei yang bersih.selipkan dan susun sudutnya dengan cara “mitre”. Lepaskan kembali gulungan dan selipkan lapisan plastik dan alas khusus tersebut.

11. Gulingkan pasien agar berbaring terlentang di tengah tempat tidur. Tempatkan pada posisi yang nyaman. Ganti sarung bantal apabila perlu dan tempatkan kembali.

Menggantikan selimut

12. Angkat tutup atas atau selimut yang menutupi pasien, kalau memang ada. Ganti dengan yang bersih apabila perlu. Bereskan tempat tidur, lipat tutup atas atau selimut dan “mitre” sudutnya. Lipat tutup atas di atas bedcover. Ganti tutup atas dan duvet sesuai kondisi.

13. Perhatikan agar pasien cukup nyaman.

Penanganan Akhir

Bersihkan semua peralatan. Letakkan kembali perabot yang tadi dipindahkan. Jangan lupa untuk mencuci tangan.

à Oleh dua perawat

  1. Tempatkan kursi memunggungi tempat tidur.
  2. Lepaskan semua alas.
  3. Angkat semua bantal kecuali satu. Lepaskan sarungnya. Letakkan di atas kursi.
  4. Angkat selimut dan alas teratas secara terpisah. Lipat sepertiga atas sampai ke tengah, juga sepertiga bagian bawah. Angkat bersama-sama dan letakkan di atas kursi. Masukkan kain di keranjang atau kantung plastik. Biarkan pasien tertutup satu lapis alas dan selimut kalau ruangan cukup dingin.
  5. Palingkan ke satu sisi tempat tidur. Perhatikan agar kepalanya terletak di atas bantal dan kakinya tertopang dengan baik
  6. Pegang pasien kuat-kuat saat dia berada di pinggir tempat tidur, yang lain menggulung setiap alas secara terpisah ke bagian tengah tempat tidur Kalau tidak di pasang yang baru, betulkan yang lama agar tidak berkerut. Buang semua kotoran yang ada di atas.

Mengganti alas tempat tidur (sprei)

  1. Rapikan penutup kasur.
  2. Pasang sprei separuh tergulung memanjang di sebelah yang kotor. Selipkan separuh sprei dan atur sudutnya dengan menyelipkannya
  3. Kalau anda menggunakan alas plastik maka gulung tengah tempat tidur lalu selipkan. Kalau menggunakan alas yang perlu dig anti, tempatkan alas setengah tergulung memanjang, di samping alas kotor dan selipkan sisanya Kalau alas khusus ini bersih, tarik dan selipkan.

10. Pindahkan bantal ke sisi lain, palingkan pasien ke atas kain tersebut ke sisi yang lain.

11. Tarik dan angkat alas yang kotor. Luruskan penutup kasur. Kalau alas masih bersih dan tak perlu diganti, rapikan sudut-sudutnya dan selipkan di bawah kasur. Tarik masuk alas khusus dan lapis plastiknya lalu selipkan.

12. Kalau anda mengganti sprei, gulung sprei, selipkan dan rapikan sudutnya. Lepaskan kembali gulungan dan selipkan lapisan plastik alas khusus tersebut

13. Gulingkan pasien agar terbaring terlentang di tengah tempat tidur, ganti sarung bantal jika perlu.

Mengganti tutup atas tempat tidur

14. Angkat tutup atas atau selimut yang menutupi pasien. Ganti dengan yang bersih. Bereskan tempat tidur, lipat tutup atas dan selimut, rapikan sudutnya. Lipat di atas bedcover.

15. Perhatikan agar pasien cukup nyaman.

Penanganan Akhir

Bersihkan semua peralatan dan kembalikan perabot yang tadi dipindahkan. Jangan lupa untuk mencuci tangan.

  1. Membereskan tempat tidur pada pasien yang tidak dapat berbaring terlentang.

Jika kita mengurus seseorang yang tidak mampu berbaring terlentang ataupun keluar tempat tidur, maka sebaiknya modifikasi prosedur yang dijelaskan untuk tempat tidur yang ditempati pasien yang dapat berbaring.

  1. Jangan palinkan pasien ke satu sisi. Tapi angkat dan dudukkan di ujung tempat tidur dengan kaki menggantung ke satu sisi
  2. Topang kaki yang menggantung itu dengan meja penopang khusus atau kursi kalau tingginya memang sesuai.
  3. Gulung semua alas ke bawah sampai ke bagian tengah tempat tidur.
  4. Setelah beres pindahkan pasien ke bagian atas tempat tidur dan dudukkan pada posisi yang nyaman sementara kita mengangkat alas yang kotor dan membereskan bagian bawah.
  5. Kalau bekerja sendiri gunakan bantal untuk menopang punggung pasien disaat pasien duduk.
  6. Tugas kita akan lebih mudah jika ada yang membantu. Maka satu orang dapat menopang pasien sementara yang lain mengangkat alas yang kotor dan membereskan tempat tidur
Read More...CARA KERJA TINDAKAN MEMBERESKAN TEMPAT TIDUR PASIEN

Selasa, 16 Maret 2010

Pengaruh bentuk sediaan & cara pemberian terhadap aksi obat

Pengaruh bentuk sediaan & cara pemberian terhadap aksi obat

PENDAHULUAN
lPERAWAT BERTANGGUNG JAWAB DALAM PEMBERIAN OBAT – OBATAN YANG AMAN
lUNTUK ITU PERAWAT WAJIB MEMERIKSA KEMBALI RESEP YANG DIBERIKAN
lSUMBER UNTUK RECEK, B UKU REFERENSI OBAT SEPERTI MIMS, ISO, FORMULARIUM RUMAH SAKIT DAN UTAMANYA ADALAH BERKOMUNIKASI DENGAN APOTEKER
ENAM TEPAT
lUNTUK TERCAPAINYA PEMBERIAAN OBAT YANG AMAN MAKA PERAWAT HARUS MELAKUKAN “ENEM TEPAT” :
A.TEPAT PENDERITA
B.TEPAT OBAT
C.TEPAT DOSIS
D.TEPAT WAKTU PEMBERIAN
E.TEPAT CARA PEMBERIAN
F.TEPAT DOKUMENTASI
lTEPAT PENDERITA
PASTIKAN NAMA PASIEN DENGAN MENANYAKAN KEMBALI
Recek nama dan dignosis pasien

Tepat obat
Resep / perintah pengobatan harus lengkap, terdiri dari :
1.Tanggal dan saat perintah ditulis
2.Nama obat
3.Dosis obat
4.Rute pemberian
5.Frekuensi pemberian
6.Tanda tangan pemberi resep
lTepat obat
Implikasi perawatan :
1.Periksa apakah perintah pengobatan lengkap / sah, jika tidak lengkap tidak dilaksanakan
2.Ketahui mengapa pasien menerima obat tersebut
3.Baca lebel sebanyak 3 kali (a, saat melihat botol; b, saat menuang; c, setelah menuang
Tepat dosis
Hitung dosis dengan benar
Recek ke buku – buku standar mims, iso, dll
Tepat waktu pemberian
Berikan obat pada saat khusus
Berikan obat sebelum makan untuk obat – obat yg terpengaruh makanan

Berikan obat bersama makanan jika diketahui mengiritasi lambung
lCek pemeriksaan diagnostik
lCek tggl kedaluwarsa
lAntibiotik harus tepat waktu
lRute tepat
lPenting untuk absorbsi obat
lNilai kemampuan pasien untuk menelan
lParenteral harus asptik
lObat diberikan pada tempat yang sesuai
lPastikan obat benar – benar ditelan (PO)
ldokumentasikan
lPrinsip “ lakukan yng tertulis dan tulis yang sudah dilakukan”
lFormat menyesuikan yang penting berisi :
a.Nama obat, indikasi, dosis, rute pemberian, tanggal dan waktu pemberian, paraf yang memberikan
b.Respon klien terhadap obat perlu dicatat untuk obat – obat tertentu
c.Alergi
lPertimbangan khusus dalam pemberian obat
lAbsorbsi
lDistribusi
lMetabolisme
lEksresi
lRute pemberian
lInteraksi
lToleransi
ltoksisitas
lUmur
lBerat badan
lFarmakogenetik
lEmosional
lPenyakit
lRiwayat obat
lSaat pemberian
lEfek penumpukan
lBENTUK SEDIAAN (BS)
lDEFINISI “ HASIL FORMULASI DAN TEKNOLOGI SENYAWA AKTIF ( OBAT ) MENJADI SUATU BENTUK OBAT SIAP PAKAI YANG NYAMAN BAGI PASIEN DAN DOKTER BERDASARKAN SIFAT SENYAWA OBAT, STABILITAS, DOSIS DAN PRESISI DAN TELAH MELALUI KONTROL KUALITAS “
lKLASIFIKASI BENTUK SEDIAAN

BERDASARKAN SIFAT FISIK

lPADAT
lSEMIPADAT
lCAIR
lAEROSOL

BERDASARKAN STERILITAS

lSTERIL
lNON STERIL
lBENTUK SEDIAAN PADAT
lPulvis & pulveres
lTablet
lKapsul
lPil
lPULVIS & PULVERES
lSerbuk : campuran homogen dua atau lebih obat yg diserbukkan
lSerbuk bagi : serbuk yg dibagi dlm bobot lebih kurang sama, dibungkus dgn kertas perkamen/bahan pengemas lain yg cocok
lBisa utk pemakaian luar/dalam

lTABLET
lTablet : sediaan padat yg dibuat scr kempa cetak, berbentuk cembung rangkap. Umumnya bulat, mengandung satu atau lebih jenis obat dgn atau tanpa zat tambahan
lTABLET KUNYAH
lDimaksudkan utk dikunyah
lMemberi residu dgn rasa enak dlm rongga mulut
lMudah ditelan
lTak meninggalkan rasa tak enak
lFormulasi tablet utk anak, antasida, antibiotika ttt
lTABLET SALUT
žTujuan :
1.Melindungi zat aktif dari udara, kelembaban, cahaya
2.Menutupi rasa/bau
3.Memperbaiki penampilan
4.Mengatur tempat pelepasan

žSalut gula
žSalut film
žSalut enterik
lTABLET LEPAS LAMBAT
lMelepas obat perlahan-lahan shg zat aktif akan tersedia selama jangka waktu ttt setelah obat diberikan
lControlled release
lDelayed release
lSustained release
lSlow release
lExtended release
lLOZENGES
lBisa melarut dalam mulut
lBahan dasar aroma manis
lUtk pengobatan iritasi lokal, infeksi mulut tenggorokan
lPastiles, troches
lTABLET SUBLINGUAL
lDisisipkan di bawah lidah
lDiabsorpsi melalui mukosa oral
lUtk obat yg rusak oleh cairan lambung
lTABLET EFFERVESCENT
lTablet berbuih
lKompresi granul bahan-bahan yg mampu melepaskan gas dalam air
lTABLET VAGINAL
lDiletakkan dlm vagina utk efek lokal
lDigunakan dgn aplikator khusus.
lKAPSUL
lSediaan padat yg terdiri dari obat dalm cangkang keras atau lunak
lCangkang keras diisi serbuk, granul, cairan
lUkuran : 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5
lPIL
lBentuk sediaan padat berupa massa bulat
lBerat 60-300mg
lBENTUK SEDIAAN SEMI PADAT
lSuppositoria
lSalep
lPasta
lKrim
lGel
lSUPPOSITORIA
žDigunakan melalui dubur/vagina, berbentuk torpedo, dpt melunak, melarut, meleleh pada suhu tubuh
žEfek lokal, sistemik
žDewasa 3 g, anak 2 g
žDisimpan dlm wadah tertutup baik di tempat sejuk
žMengapa bentuk torpedo ???
lSUPPOSITORIA (Cont’d)
žKeuntungan :
1.Menghindari iritasi lambung
2.Menghindari kerusakan obat pada saluran cerna
3.Memberi efek lebih cepat
4.Pasien kurang kooperatif

lSALEP
lMudah dioleskan, bahan obat larut/terdispersi homogen dalam dasar salep yg sesuai
lPemakaian topikal
lSALEP KULIT
lSALEP MATA
lPASTA
lPemakaian topikal
lPersentase bahan padat lebih besar dibanding salep, lebih kaku
lSEDIAAN CAIR
lElixir : bau, rasa sedap, pelarut alkohol
lSirup : mengandung sukrosa 64 %-66%
lSuspensi : mengandung partikel padat tak larut yg terdispersi dlm fase cair
lEmulsi : sistem 2 fase, salah satu cairannya terdispersi dlm cairan yg lain
lGargarisma : obat kumur, penggunaan lokal
lSEDIAAN CAIR (Cont’d)
žVaginal douches : disemprotkan pd vagina
žInhalasi : larutan yg diberikan melalui saluran napas utk efek lokal/sistemik
žInjeksi : sediaan steril utk kegunaan parenteral
žInfus IV : sediaan steril berupa larutan, bebas pirogen, dibuat isotonis dgn darah, disuntikkan langsung dlm vena dlm volume relatif banyak (> 100ml)
lAEROSOL
lADALAH SA YANG TERNEBULASI (MEMBENTUK GAS / TERDISPERSI DALAM GAS) YANG DIBERIKAN MELALUI SALURAN PERNAFASAN

lKONSEP DASAR
lUNTUK MEMBERIKAN AKSINYA OBAT / SENYAWA AKTIF (SA) HARUS SAMPAI PADA TEMPAT AKSI
lUNTUK ITU PERTAMA – TAMA SA HARUS LEPAS DARI BS (FASE BIOFARMASETIKA)
lFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELEPASAN OBAT
lTEMPAT PEMBERIAN
lSIFAT FISIKA KIMIA SENYAWA AKTIF
lPENGARUH TEMPAT PEMBERIAN
lMACAM TEMPAT PEMBERIAN :
1.SALURAN CERNA
2.SALURAN PERNAFASAN
3.KULIT
4.MATA DAN TELINGA (LOKAL)
5.INJEKSI (INTRAVENA, SUBCUTAN, INTRACUTAN, INTRAMUSCULAR, DLL)
lKARAKTERISTIK TEMPAT PEMBERIAN
lSETIAP TEMPAT PEMBERIAN MEMILIKI KARAKTER YANG KHUSUS
lYANG MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MENGABSORBSI SENYAWA ASING SECARA ALAMIAH HANYALAH SALURAN CERNA
lTEMPAT PEMBERIAN LAIN MERUPAKAN BARIER SEHINGGA PERLU FORMULA KHUSUS DALAM BENTUK SEDIAANNYA
lHAL 2X YANG PERLU DIPERHATIKAN
lpH
lSIFAT SAWAR
lEPITEL DAN MUKOSA
lPENGARUH SENYAWA AKTIF
lSIFAT FISIKA KIMIA
1.KELARUTAN
2.UKURAN PARTIKEL
3.MEKANISME ABSORBSI
Read More...Pengaruh bentuk sediaan & cara pemberian terhadap aksi obat